Minggu, 13 November 2011

Artikel Guru Profesional

PROFESIONALISME GURU DAN PERMASALAHANNYA

Sebelum tahun 1960-an jabatan guru demikian terpandang. Untuk menarik
minat para pemuda, pemerintah memberikan ikatan dinas bagi mereka yang
berkeinginan menjadi guru, sehingga banyak yang tertarik untuk memasuki
LPTK. Namun demikian hal itu bukanlah daya tarik yang menggiurkan, karena
kebijakan pemerintah saat itu tidak didukung kebijakan pemerintah memberikan
insentif dan fasilitas bagi guru. Padahal peluang kerja lain yang lebih menjanjikan
sangat terbuka lebar. Dampaknya banyak guru yang penguasaan terhadap mata
pelajaran yang diampunya rendah karena mereka yang memasuki lembaga
pendidikan guru pada umumnya bukan mereka yang memilih jabatan guru sebagai
pilihan yang pertama, tetapi banyak dari mereka yang memasuki pendidikan guru
dikarenakan takut tidak diterima di perguruan tinggi lainnya.
Menurut UNESCO, bahwa guru sebagai agen pembawa perubahan yang
mampu mendorong pemahaman dan toleransi diharapkan tidak hanya mampu
mencerdaskan peserta didik tetapi juga harus mampu mengembangkan
kepribadian yang utuh, berakhlak dan berkarakter. Untuk itu dibutuhkan suatu
proses pendidikan guru yang secara profesional dapat dipertanggungjawabkan.
Jadi untuk menyiapkan tenaga pendidik tidak hanya diperlukan suatu proses
pendidikan akademik yang handal akan tetapi juga diperlukan suatu proses
pendidikan yang mampu mengembangkan kepribadian dan karakter seorang
pendidik. Oleh karena itu infrastruktur lembaga pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) haruslah dilengkapi dengan asrama mahasiswa dan laboratorium
kependidikan (sekolah model) dan lain-lain. Sangat disayangkan bahwa UNY (dh.
IKIP Yogyakarta) yang sebelum tahun 1980-an mempunyai sekolah laboratorium
dari sekolah dasar hingga lanjutan atas, justru pengelolaannya diserahkan ke
kementerian pusat.
Menurut Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005, pasal 1 ayat 1
disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya pada pasal 1
ayat 2 disebutkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Ada beberapa permasalahan yang muncul berkaitan dengan
profesionalisme guru, yang antara lain sebagai berikut.

1. Proses penempatan guru yang tidak terarah, tidak adil dan tidak
proporsional. Kenyataan yang dihadapi banyak guru yang berada di daerah
terpencil tidak memiliki masa depan, baik bagi pengembangan karirnya
maupun kesehatan rohani dan jasmaninya. Dihapuskannya program rotasi
semakin menjadikan ciut semangat guru untuk meningkatkan
profesionalismenya, karena dalam benaknya sudah merasa bahwa sampai
pensiun dia tetap berada di sekolah tersebut.

2. Rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik semakin tidak
seimbang. Adanya sekolah yang kelebihan guru, namun di sisi lain masih
banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Sekolah yang kelebihan guru
timbul ’rebutan’ jam mengajar untuk mencapai ketentuan minimal
memperoleh tunjangan profesi. Bahkan ada yang menerapkan team teaching.
Sedangkan sekolah yang kekurangan guru terpaksa mengangkat guru
honorer/guru tidak tetap (GTT) yang gajinya jauh di bawah upah minimum.

3. Masih ada guru yang memiliki job di sektor lain. Seringkali diketahui kelas
dalam keadaan tanpa guru, karena guru hanya meninggalkan tugas dan
melaksanakan tugas di sektor lain. Hal ini masih terjadi karena tidak ada
waskat (pengawasan melekat) dari kepala sekolah.

4. Menumpuknya guru pada pangkat IV/a. Kebanyakan kenaikan pangkat
guru akan berhenti alias ’mentok’, karena tidak menghasilkan karya ilmiah
’secuilpun’. Yang mengejutkan, di sejumlah daerah ada beberapa guru yang
berhasil mencapai pangkat IV/b, akan tetapi proses pancapaiannya ’tidak
halal’, karena menggunakan PAK (penetapan angka kredit) palsu.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah:
1. Pemangku kepentingan (pemerintah pusat dan daerah) mengkaji ulang
kebutuhan riil guru di lapangan. Jangan memaksakan membuka lowongan
guru jika memang tidak diperlukan (zero growth). Baik pengangkatan reguler
(pendaftaran baru) maupun penegerian dari guru honorer. Dihidupkannya
kembali sistem rotasi guru untuk memberikan kesempatan bagi guru yang
berprestasi dan memberikan hukuman bagi yang melakukan pelanggaran
untuk efek jera.
2. Pemangku kepentingan melakukan evaluasi akhir tahun ajaran untuk
mengetahui rasio jumlah guru terhadap jumlah peserta didik pada setiap
satuan pendidikan. Jika memang ada kelebihan guru di suatu sekolah segera
lakukan mutasi ke sekolah lain yang kekurangan. Jika terpaksa tidak ada
mutasi maka sekolah yang kelebihan guru dapat menerapkan team teaching
dengan bentuk kolaborasi berupa lesson study ataupun class action research
(penelitian tindakan kelas). Jadi bukan ’kucing-kucingan’ seperti yang selama
ini terjadi.
3. Pemangku kepentingan melakukan kajian yang mendalam dalam
pengangkatan jabatan kepala sekolah. Sehingga yang terpilih menjadi kepala
sekolah adalah benar-benar dari guru profesional yang berkualitas, bukan
karena nepotisme atau sekedar memperpanjang usia pensiun dari jabatan
struktural. Dengan harapan ketika bertugas selalu mengutamakan tugas pokok
dan fungsinya.
4. Dengan melakukan langkah nomor 2., maka permasalahan no 4. akan teratasi,
karena hasil lesson study ataupun class action research dapat dituangkan
sebagai karya tulis berbentuk penelitian. Sehingga guru yang sudah
berpangkat IV/a dapat mengajukan DUPAK (Daftar Usul Penetapan Angka
Kredit) minimal dalam jangka waktu 4 tahun.
Solusi yang penulis sampaikan bukanlah yang terbaik. Akan tetapi paling
tidak dapat memberikan pencerahan pada kita dalam mengawal keberhasilan
pendidikan di negeri ini. Apalagi dengan dilaksanakan sertifikasi guru dalam
jabatan, diharapkan profesionalisme guru semakin meningkat dan kualitas
pendidikan kita semakin berjaya. Semoga!.
http://www.google.co.id/search?q=artikel+guru+profesional&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a#q=artikel+guru+profesional&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:id:official&prmd=imvns&ei=eJ3ATvi7B8H4rQeI7vHxAQ&start=0&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=9ea0160c0c9d3335&biw=1366&bih=597

Tokoh Idola

Biography Pembalap MotoGP -Dani Pedrosa-

 

i

Daniel “Dani” Pedrosa Ramal lahir pada tanggal 29 September 1985 din Sabadell, Catalonia, Spanyol. Pedrosa dibesarkan di desa Castellar Valles del dekat Sabadell  . Dia adalah juara dunia termuda di kelas GP 250cc. Tinggi Pedrosa adalah 1.58m dan berat 51 kg. Pedrosa adalah pembalap MotoGP yang paling sering jatuh & cidera, dan satu-satunya “alien” yang belum pernah meraih gelar juara dunia MotoGP

Awal Balap


Pedrosa sudah bisa mengendarai motor pada umur 4 tahun, motor pertamanya ajalah Italjet 50, yang memiliki roda tambahan di samping kiri-kanannya. Pedrosa mengenal dunia balap pada umur 6 tahun, dia menggunakan minibike Kawasaki melawan teman-temannya. Bapalan resmi pertama Pedrosa dimulai saat ia berumur 9 tahun, Pedrosa terjun ke kejuaraan Nasional Minibike Spanyol, di musim pertamanya, Pedrosa berhasil meraih posisi 2 nasional. Di musim berikutnya Pedrosa masih membalap dikejuaraan yang sama, tapi karena masalah kesehatan, ia hanya meraih posisi ke-3 klasemen akhir

125cc

debut pertama Pedrosa di World Grand Prix dimulai di kelas 125cc di tahun 2001, setelah ia memenangi Movistar Activa Cup. Dibawah bimbingan Alberto Puig, Pedrosa berhasil meraih dua kali podium di 2001, di tahun 2002 Pedrosa berhasil meraih podium pertama, dan menempati posisi 3 dunia di kelas 125cc, di tahun berikutnya Pedrosa berhasil mengunci gelar Juara Dunia GP 125cc sebelum musim balap usai, dengan 5 kali kemenangan, sayangnya saat menjalani latihan bebas GP 125cc, Pedrosa terjatuh dan harus absen sampai seri berakhir, untungnya Pedrosa telah mengunci gelar juara dunia 125cc.


GP 250

Setelah berhasil menjuarai GP 125cc, Pedrosa pindah ke jenjang yang lebih tinggi, kelas 250cc. Pedrosa menjalani musim 2004 tanpa melakukan test pra-musim dikarenakan cidera yang dia alami di tahun 2003, tetapi itu tidak menghalangi Pedrosa untuk meraih juara di seri perdana, dan di tahun pertama kelas 250cc, Pedrosa berhasil menggondol Juara Dunia GP 250cc. Tahun 2005 Pedrosa kembali meraih titel juara dunia GP 250cc, dan mengunci gelar Juara Dunia sebelum musim balap selesai, tetapi kejadian di tahun 2003 terulang, Pedrosa harus absen selama 2 seri akibat mengalami cidera di 2 seri tersisa

MotoGP
Daniel “Dani” Pedrosa Ramal lahir pada tanggal 29 September 1985 din Sabadell, Catalonia, Spanyol. Pedrosa dibesarkan di desa Castellar Valles del dekat Sabadell  . Dia adalah juara dunia termuda di kelas GP 250cc. Tinggi Pedrosa adalah 1.58m dan berat 51 kg. Pedrosa adalah pembalap MotoGP yang paling sering jatuh & cidera, dan satu-satunya “alien” yang belum pernah meraih gelar juara dunia MotoGP

Awal Balap

Pedrosa sudah bisa mengendarai motor pada umur 4 tahun, motor pertamanya ajalah Italjet 50, yang memiliki roda tambahan di samping kiri-kanannya. Pedrosa mengenal dunia balap pada umur 6 tahun, dia menggunakan minibike Kawasaki melawan teman-temannya. Bapalan pertama Pedrosa dimulai saat ia berumur 9 tahun, Pedrosa terjun ke kejuaraan Nasional Minibike Spanyol, di musim pertamanya, Pedrosa berhasil meraih posisi 2 nasional. Di musim berikutnya Pedrosa masih membalap dikejuaraan yang sama, tapi karena masalah kesehatan, ia hanya meraih posisi ke-3 klasemen akhir

125cc
debut pertama Pedrosa di World Grand Prix dimulai di kelas 125cc di tahun 2001, setelah ia memenangi Movistar Activa Cup. Dibawah bimbingan Alberto Puig, Pedrosa berhasil meraih dua kali podium di 2001, di tahun 2002 Pedrosa berhasil meraih podium pertama, dan menempati posisi 3 dunia di kelas 125cc, di tahun berikutnya Pedrosa berhasil mengunci gelar Juara Dunia GP 125cc sebelum musim balap usai, dengan 5 kali kemenangan, sayangnya saat menjalani latihan bebas GP 125cc, Pedrosa terjatuh dan harus absen sampai seri berakhir, untungnya Pedrosa telah mengunci gelar juara dunia 125cc.
GP 250
Setelah berhasil menjuarai GP 125cc, Pedrosa pindah ke jenjang yang lebih tinggi, kelas 250cc. Pedrosa menjalani musim 2004 tanpa melakukan test pra-musim dikarenakan cidera yang dia alami di tahun 2003, tetapi itu tidak menghalangi Pedrosa untuk meraih juara di seri perdana, dan di tahun pertama kelas 250cc, Pedrosa berhasil menggondol Juara Dunia GP 250cc. Tahun 2005 Pedrosa kembali meraih titel juara dunia GP 250cc, dan mengunci gelar Juara Dunia sebelum musim balap selesai, tetapi kejadian di tahun 2003 terulang, Pedrosa harus absen selama 2 seri akibat mengalami cidera di 2 seri tersisa

MotoGP
Karier Pedrosa di kelas para raja dimulai pada tahun 2006, membalap di team Repsol Honda. Banyak kritikus MotoGP merasa ragu dengan kemampuan Pedrosa di kelas tertinggi ini, karena mereka menganggap, tubuh kecil Pedrosa tidak akan bisa menghandle motor MotoGP yang memiliki power yang sangat besar. Prediksi para pengamat berhasil ditepis oleh Pedrosa dengan berhasil meraih posium dua di seri Perdana MotoGP di sirkuit Jerez. Di seri kelima, Shanghai Circuit, Pedrosa berhasil meraih posisi no.1 untuk pertama kalinya. Kemenangan ini membuatnya menjadi pemenang seri termuda kedua (umur sama dengan alm. Norick Abe) di Kelas Premier dibawah Freddie Spencer. Ia memenangkan balapan MotoGP keduanya di Donington Park dan menjadi kandidat kuat untuk meraih juara dunia MotoGP. Ini adalah kemenangan mengesankan bagi Dani, yang berhasil mengalahkan Valentino Rossi di tempat kedua.
Sebelum seri Malaysia, pedrosa berada di posisi kedua klasemen, dibelakang team-mate Nicky Hayden, tapi karena Pedrosa lagi-lagi mengalami kecelakaan dan cidera, sehingga dia dengan susah payah berada di posisi start kelima. Tetapi di saat race, Pedrosa membuat penonton tercengang, karena dengan kondisi cidera, Pedrosa berhasil meraih posium ketiga, dibelakang Rossi & Capirossi.
Di seri Estoril, Pedrosa membuat drama yang menjadi buah bibir para penonton, Pedrosa dengan sukses menabrak Hayden di tikungan dan membuat keduanya tidak dapat meneruskan perlombaan, masalah ini berbuntut panjang, karena gara-gara masalah ini, posisi Hayden di klasemen umum tergusur oleh Rossi dan hanya tersisa 1 seri lagi. Hal ini membuat hayden marah kepada Pedrosa. Kesalahan Pedrosa dibayar di seri akhir, dengan memberikan posisi ketiga kepada Hayden, dan menjaga Hayden di belakangnya. Dengan bantuan Pedrosa dan kemalangan Rossi, Hayden meraih gelar juara dunia MotoGP 2006, sedangkan Pedrosa meraih posisi kelima di klasemen akhir dan meraih Rookie of the year 2006
Musim 2007 Pedrosa tatap bernaung di Honda, dengan RC212V. Di musim ini Pedrosa didera masalah mesin, walaupun itu, Pedrosa berhasil meraih posisi dua di klasemen akhir dibelakang Stoner. Di tahun ini Pedrosa sign kontrak untuk musim 2008-2009.
Musim 2008 Pedrosa masih didera dengan masalah RC212V, hal itu diperparah dengan absennya Pedrosa di pra-musim karena cidera yang dialaminya, tetapi Pedrosa berhasil meraih podium di seri pertama. Saat Pedrosa memimpin perlombaan di seri Jerman, Pedrosa terjatuh dan cidera lagi, dan terpaksa absen selama 2 seri. Karena performa ban Michelin yang mengecewakan, Pedrosa memutuskan pindah ke ban Brigestone di seri Indianapolis. Sampai musim 2008 usai, Pedrosa bercokol di klasemen ketiga.
Lagi-lagi Pedrosa terjatuh di pra-musim 2009, dan mencederai dirinya sendiri. Di seri pertama musim 2009, pedrosa hanya bisa finish di posisi kesebelas. Di seri kelima Pedrosa jatuh 2x, saat latihan bebas dan saat balapan. Di musim ini Pedrosa berhasil meraih Runner-Up dunia, 33 poin dibelakang valentino Rossi.
Di tahun 2010, Pedrosa kembali memakai no start 26, untuk memenuhi permintaan para penggemarnya. Di musim ini Pedrosa ersaing ketat dengan Jorge Lorenzo dalam perebutan gelar juara dunia, sayang, karena cidera yang dialami Pedrosa di seri Motegi, Pedrosa harus merelakan gelar juara dunia, dan berada di posisi runner-up

Cidera Yang Dialami Pedrosa selama karier di World Grand Prix
·         2003 Australian motorcycle Grand Prix (125cc) Double fracture in the talus bone of the left foot and a fracture of the right ankle.
·         2005 Japanese motorcycle Grand Prix (250cc) Fracture of the left humeral head that affected the supraspinal tendon.
·         2006 Malaysian motorcycle Grand Prix (MotoGP) Small fracture of the small left toe and loss of cutaneous matter on the right knee. 5 stitches in that vertical cut.
·         2007 Turkish motorcycle Grand Prix (MotoGP) Thoracic trauma, blow to the left gluteus and neck trauma.
·         2007 Japanese motorcycle Grand Prix (MotoGP) Post-traumatic arthritis with inflammation to the small toe of the left foot.
·         2008 Sepang test 2008 (MotoGP) Fracture of the second metacarpal in the right hand, with three diaphyseal fragments, which are the bones that are found in the middle part of the metacarpus.
·         2008 German motorcycle Grand Prix (MotoGP) General inflammation of the left hand with hematomas in the veins of the extensor tendons. Displaced fracture of the distal phalanx of the left index finger. A sprain of the interphalangeal articulation next to the left middle finger. Fracture of the large bone of the left wrist. Sprain of the lateral external ligament of the right ankle.
·         2008 Australian motorcycle Grand Prix (MotoGP) Capsular hematoma on the left knee that had to be treated two months after.
·         2009 Qatar test (MotoGP) Fracture of the radius of the left arm and contusion on the left knee that required a skin graft, because the scar re-opened from an operation before Christmas.
·         2009 Italian motorcycle Grand Prix (MotoGP) Incomplete fracture of the greater trochanter of the right femur. A fracture without displacement, an injury that requires absolute rest and treatment with painkillers.
·         2009 December (MotoGP) Underwent an operation to remove a screw from his left wrist.
·         2010 Japanese motorcycle Grand Prix (MotoGP) Four-fragment chip fracture of the left collarbone and a Grade 1 ankle sprain.[12]
·         2011 French motorcycle Grand Prix (MotoGP) Fractured right collarbone.

http://bladeus.wordpress.com/2011/07/22/biography-pembalap-motogp-dani-pedrosa/


Rabu, 02 November 2011

TUGAS TUGAS TIK

Tugas kartu nama
download di sini
Tugas kurikulum vitae
download di sini
Tugas kurikulum TIK SMA
download di sini
Tugas Produksi Mobil toyota
download di sini
Tugas Power point jurusan Teknik Mesin
download di sini
Semua Tugas
download di sini



Kamis, 27 Oktober 2011

Tugas Excel


DATA PRODUKSI MOBIL TOYOTA
No
Keterangan
2005
2006
2007
1
Toyota Kijang
93.114
52.260
60.450
2
Toyota Avanza
54.893
46.565
50.654
3
Toyota Dyna
11.241
13.479
14.342




Minggu, 23 Oktober 2011

tentang fakultas teknik dan teknik mesin


 FAKULTAS TEKNIK DAN TEKNIK MESIN
Berdasarkan keputusan Presiden No. 124 tahun 1999 tentang perubahan IKIP Semarang, Bandung, Medan menjadi Universitas, maka IKIP Semarang kemudian berubah menjadi Universitas Negeri Semarang (UNNES). Perubahan IKIP Semarang menjadi UNNES diikuti juga oleh perubahan fakultas-fakultas yang ada di lingkungan UNNES, kecuali Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Dari ke-6 fakultas yang ada di lingkungan UNNES, salah satunya Fakultas Teknik (FT) yang sebelumnya bernama Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK).
 Di dalam fakultas teknik juga ada beberapa jurusan , salah satunya adalah teknik mesin, di jurusan teknik mesin juga di bagi menjadi 2 program studi yaitu , teknik mesin D3 dan pendidikan teknik mesin S1, tetapi pada saat ini jurusan teknik mesin juga membuka program studi baru yaitu pendidikan teknik otomotif.